Antara JW dan Selapanan, Saling Melengkapi

Antara JW dan Selapanan, Saling Melengkapi

Brebes – Segala kegiatan, apapun yang kita lakukan akan lebih terkontrol dan rapi apabila kegiatan tersebut kita buatkan catatan ataupun didokumentasikan. Hal tersebut bertujuan disamping sebagai pengingat, juga bermanfaat untuk perbaikan di kegiatan berikutnya. Dan ternyata kegiatan mencatat/menulis/merekam, dan mengabadikan gambar suatu kegiatan termasuk kegiatan utama yang harus dilakukan Jurnalis Warga(JW).

Selapanan (berasal dari bahasa Jawa Kuno, Salapan=36 hari), adalah kelompok perempuan yang dibentuk oleh Tim Kompak/Taff/Formasi, 2 tahun yang lalu. Kelompok Selapanan beranggotakan dari perempuan-perempuan desa yang mewakili suara perempuan lainnya yang tergolong masih Marginal, baik dalam hal berpikir/berpendapat, maupun dalam kehidupan ekonominya. Mereka mengadakan pertemuan setiap 36 hari sekali membahas yang menjadi pokok permasalahan di Desa, terutama 3 pokok layanan dasar, yakni Pendidikan, Kesehatan, dan Administrasi Kependudukan (Adminduk).

Dan semua kegiatan Selapanan hingga saat ini masih tetap berjalan, tidak lepas dari adanya kegiatan JW yang selalu mengikuti terus lewat berita-berita yang ditulis JW.

Nurkhasanah (43) saat bertemu dengan Tim Peneliti dari Universitas Jenderal Sudirman (Unsoed), Rabu(26/6) di rumah makan, Kecamatan Paguyangan, mengakui sangat bersyukur bisa bertemu dengan para Dosen dari sebuah Perguruan Tinggi ternama dan berbagi pengalaman dengan para Dosen tersebut.

“Saya bangga pak, ternyata keberadaan kami(Selapanan) yang dulu dianggap sebagai perempuan Marginal (dalam berpikir), pelan tapi pasti sekarang sudah berubah, baik masyarakat desa bahkan Pemerintah Desa mau menerima dan bekerjasama dalam membantu Desa, dan itu menambah semangat untuk kami, tim Selapanan”, tuturnya.

Dihadapan DR.Edi Santoso dan Shinta Prastianti, MA dkk, Tim Research Jurnalis Warga yang hadir saat itu, Nurkhasanah juga mengharap Pemerintah Desa nantinya mau mengakui keberadaan JW.

“Semoga Pemerintah Desa mau mengakui keberadaan JW, sehingga bukan hanya kegiatan Selapanan saja yang dibuat berita, namun kegiatan desa lainnya pun, JW bisa dilibatkan untuk membuat berita tersebut, karena ternyata kegiatan JW memberi kontribusi yang sangat bermanfaat untuk suatu perubahan yang lebih baik tentunya.

Yoyok(45) salah satu tim riset dari Unsoed t
mengatakan sangat mengapresiasi pertemuan dengan 5 JW dari 4 Desa di Kecamatan Paguyangan.

“Saya sangat mengapresiasi pertemuan ini, karena sikap semangat dan sukarela dari JW Paguyangan ternyata lebih dari yang saya kira, mampu berperan ganda, sebagai ibu rumah tangga sekaligus mampu menulis”, imbuh Yoyok.

Pertemuan tersebut ssngat berkesan bagi 5 JW Paguyangan dan DR. Edi Santoso dkk berjanji akan membagi ilmunya tentang keJurnalisan bulan Juli mendatang.NK (BU)

About The Author

Related posts

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *