34 Kab/Kota di Indonesia Dilatih TOT IK SIPBM Digital

34 Kab/Kota di Indonesia Dilatih TOT IK SIPBM Digital

Bogor – Sebanyak 80 orang dari dari 34 Kab/kota di Indonesia mengikuti Training of Trainer (TOT) Instrumen Keluarga SIPBM Digital. Bertempat di hotel Royal Padjajaran Bogor Jawa Barat. Mereka mengikuti serangkaian kegiatan selama 3 hari sejak 14-16 Mei 2019 dengan menghadirkan Trainer IK SIPBM Digital Hendra Kevin dan Ahmad Bahtiar untuk meningkatkan kapasitas para trainer. Delegasi dari Brebes yakni Bayu Setiawan dari Bapperlitbangda, Bambang Setyawan dari Dispermasdes dan Bahrul Ulum dari District Koordinator Kerjasama UNNES-Unicef.

Kepala Bidang Data Satuan Pendidikan dan Proses Pembelajaran (PDSPK) Setjen Kemendikbud Republik Indonesia Drs. L. Manik Mustikohendro, M.Si mengatakan, bahwa betapa pentingnya basis data dalam merencanakan pembangunan. Dunia pendidikan di Indonesia saat ini memang masih belum merata, terlebih bila membandingkan kualitas, sarana dan prasarana antara yang ada di Pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa.

” Perlu ada solusi mencari data berapa banyak anak usia sekolah yang tidak sekolah, dimana anak yang tidak sekolah, dan Mengapa anak tidak sekolah, sehingga diperlukan pendataan SIPBM,” ungkapnya saat memberikan sambutan, Selasa (14/05/2019).

Manik menambahkan, esensi dari program SIPBM adalah pelibatan masyarakat lokal dalam proses pendataan dan penyusunan rencana, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan itu sendiri. SIPBM dalam konteks pendataan mengambil peran penting yaitu pendataan berbasis aksi. Karena SIPBM dilakukan oleh Masyarakat, dan dipakai untuk kepentingan masyarakat sendiri sehingga masyarakat dapat menyelesaikan masalah di wilayahnya.

” Revitalisasi SIPBM dalam Dapodik digunakan untuk mendukung kebijakan Pengelolaan Pendidikan berbasis Spasial, dalam rangka pemerataan pendidikan yang Berkualitas dan Berkeadilan,” imbuhnya.

Sementara itu, Spesialis Pendidikan UNICEF Indonesia Suhaeni Kudus menjelaskan, UNICEF memfasilitasi SIPBM sejak 2002 hingga sekarang, artinya sudah ada 17 tahun dalam melakukan kerja-kerja nyata dalam memperkuat database pendidikan di Indonesia, banyak Kab/Kota yang memanfaatkan data SIPBM dalam upaya pengembalian anak ke sekolah, bahkan di Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat ada anak yang dulu dikembalikan ke sekolah sudah ada yang jadi PNS, bahkan ada yang jadi guru disekolah tersebut. Termasuk di Kabupaten Brebes Jawa Tengah sudah mampu mengembalikan Anak tidak sekolah kembali ke sekolah sudah 2.400 anak dan sudah dialokasikan dana APBD Kabupaten dan dukungan dari CSR di daerahnya untuk membantu dunia pendidikan.

” Sejak 2019 ini, UNICEF memperkenalkan IK SIPBM Digital, dan ada beberapa kab/Kota yang sudah melakukan ujicoba IK SIPBM Digital, aplikasi berbasis web dan android ini diharapkan bisa membantu daerah daerah dalam mendata, mengolah dan memanfaatkan data untuk perencanaan pembangunan baik pada aspek pendidikan, kesehatan, catatan sipil, sosial ekonomi, dan pemberdayaan masyarakat,” terangnya.

Selanjutnya, salah satu trainer nasional IK Digital SIPBM Hendra Kevin, ada perbedaan antara SIPBM manual dengan model aplikasi berbasis web dan android SIPBM, pertama, aplikasi berbasis web dan android ini bisa digunakan untuk proses pendataan, verifikasi dan pengeolahan data Instrumen Keluarga. Kedua, aplikasi ini memiliki peran dan fungsi berbeda sehingga harus digunakan secara bersama untuk saling melengkapi, ketiga, dapat digunakan secara offline dan online.

” Bagi daerah yang akan menggunakan aplikasi SIPBM Digital maka dipersilahkan untuk melakukan komunikasi secara intensif dengan dua kementrian, yakni bidang PDSPK-Setjen Kemendikbud RI dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi melalui Ditjen PPMD,” pungkasnya. (Bahrul Ulum)

About The Author

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *